KELAS : 3EA12
NPM : 11209660
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1984-2003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya dua abad belakangan ini, dan oleh Simon Kuznets, seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika Serikat yang pernah memperoleh hadiah Nobel dinyatakan bahwa, proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya sebagai Modern Economic Growth. Dalam periode tersebut, dunia telah mengalami perkembangan pembangunan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Sampai abad ke-18, sebagian besar masyarakat di dunia masih hidup pada tingkat subsistem, dan mata pencaharian utamanya adalah dari melaksanakan kegiatan di sektor pertanian, perikanan atau berburu. (Sadono Sukirno, 1998, : 413) Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti, bahwa dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa, serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat. (Boediono, 1993 : 1 - 2)
Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun 1984-1997. Pada tahun 1998 menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu – 13,12 %, hal ini disebabkan karena krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, sehingga membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998, pada tahun 1999-2003 baru dapat tumbuh lagi pertumbuhan ekonominya walaupun tidak sepesat pada tahun-tahun sebelumnya.
TABEL 1.1.
PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 1984 – 2003 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 (dalam persen)
Tahun | PDB (miliar rupiah) | Pertumbuhan Ekonomi (%) |
1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 | 195.730,0 200.564,6 212.498,2 222.613,1 236.014,4 253.597,5 271.958,0 290.859,1 309.648,6 329.775,8 354.640,8 383.792,3 413.797,9 433.245,9 376.374,9 379.557,7 398.016,9 411.753,5 426.942,9 444.453,5 | - 2,47 5,95 4,76 6,02 7,46 7,24 6,95 6,46 6,50 7,54 8,22 7,82 4,70 -13,12 0,84 4,86 3,45 3,66 4,10 |
Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia, berbagai edisi (data diolah)
Dari tabel 1.1 terlihat, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1985, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,47 %. Hal ini terjadi, karena Indonesia harus menghadapi tantangan yang cukup berat, yaitu kelesuan kegiatan ekonomi dalam negeri, ditambah lagi dengan penurunan harga minyak bumi yang cukup tajam, serta melemahnya daya saing barang-barang produksi dalam negeri, sehingga penerimaan devisa dari ekspor menurun.
Krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar minus 13,12 %. Kemudian, pada tahun-tahun berikutnya, perekonomian nasional Indonesia mengalami pemulihan (recovery), meskipun jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya yang mengalami krisis serupa, proses pemulihan ekonomi di Indonesia relatif lebih lambat.
Memasuki tahun 2000, perekonomian Indonesia diwarnai oleh nuansa optimisme yang cukup tinggi. Hal ini antara lain ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah sejalan dengan penurunan inflasi dan tingkat suku bunga pada sektor riil. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2000 sebesar 4,86 % lebih tinggi dari prakiraan awal tahun oleh Bank Indonesia sebesar 3,0 % sampai dengan 4,0 %. Pada tahun 2002 semakin membaik dibandingkan tahun 2001, berdasarkan perhitungan PDB atas dasar harga konstan 1993, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 3,66 %, dan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 sebesar 3,45 %, Sedangkan pada tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 4,10 %.
Menurut Harrod Domar, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal. Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut. (M. P. Todaro, 1993, : 65 – 66). Pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional, dan pendapatan nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci utama menuju pembangunan ekonomi.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Apa dampak dan pengaruh variabel ekspor terhadap PDB riil?
b. Mengetahui apa pengaruh variabel Investasi terhadap PDB riil?
c. Bagaimana pengaruh variabel tenaga kerja terhadap PDB riil?
d. Bagaimana dan apa saja pengaruh variabel hutang luar negeri terhadap PDB riil?
e. Seberapa besar dampak dari pengaruh variabel – variabel tersebut terhadap PDB rill?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk member informasi pengaruh variabel ekspor terhadap PDB riil.
b. Untuk meneliti seberapa besar pengaruh variabel investasi terhadap PDB riil.
c. Untuk menganalisis pengaruh variabel tenaga kerja terhadap PDB riil.
d. Untuk menganalisis pengaruh variabel hutang luar negeri terhadap PDB riil.
e. Untuk menganalisis pengaruh variabel – variabel tersebut terhadap PDB riil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar