NAMA : ABDUL RAHIM NAWAWI
KELAS : 3EA12
NPM : 11209660
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1984-2003
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisa Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Teori Harrod-Domar pada hakekatnya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth yang dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya alat-alat modal yang akan selalu berlaku dalam perekonomian. Teori Harrod-Domar memperhatikan dua aspek dari pembentukan modal dalam kegiatan ekonomi yaitu : mempertinggi pengeluaran masyarakat dan mempertinggi jumlah alat-alat modal dalam masyarakat. Dalam teori Harrod-Dommar pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat.
Analisa Harrod-Domar bertujuan untuk menunjukkan syarat yang diperlukan supaya dalam jangka panjang kemampuan memproduksi yang bertambah dari masa ke masa (yang diakibatkan oleh pembentukan modal pada masa sebelumnya) akan selalu sepenuhnya digunakan.
2.2 Teori Hutang Luar Negeri
Aliran modal dari luar negeri dinamakan bantuan luar negeri apabila ia mempunyai dua ciri-ciri berikut : pertama, ia merupakan aliran modal yang bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan dan, kedua, dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan daripada yang berlaku di pasar internasional. Berdasarkan kepada kedua ciri tersebut, aliran modal dari luar negeri yang tergolong sebagai bantuan luar negeri adalah pemberian (grant) dan pinjaman luar negri (loan). Besarnya unsur bantuan yang terkandung dalam pinjaman luar negri tergantung pada syarat-syarat pembayaran kembali dari bantuan tersebut, yaitu tergantung pada tenggat waktu (grace period), jangka masa pembayaran kembali (maturity), dan tingkat bunga dari pinjaman yang diberikan.
Hutang luar negeri erat hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi, hal ini disebabkan karena dalam melaksanakan program pembangunan di negara – negara berkembang, biasanya negara tersebut menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dan tingkat penanaman modal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Akan tetapi, pada umumnya negara – negara berkembang tidak dapat menciptakan tabungan sebanyak yang diperlukan dan oleh karenanya hutang luar negeri perlu dikerahkan untuk menutupi kekurangan tersebut. (Lincolyn Arsyad, 1997:)
2.3 Teori Invetasi
Investasi dilaksanakan oleh pemilik-pemilik modal untuk mendapatkan suatu keuntungan dari usaha yang dilaksanakannya. Modal merupakan faktor penting, sebab dengan tersedianya modal maka faktor-faktor produksi lainnya akan dapat terpenuhi. Investasi yang diinvestir dalam pembangunan ekonomi mengutamakan kepada service motive yakni pemberian pelayanan, dorongan-dorongan kepada mesyarakat walaupun pertimbangan ekonomi juga diperhatikan. (Malayu S.P. Hasibuan,1987 : 107 - 108)
Thesis usaha minimum kritis mengemukakan perlunya mempertinggi tingkat penanaman modal untuk mengusahakan agar negara-negara berkembang dapat melepaskan diri dari belenggu perangkap tingkat keseimbangan rendah (the low level equilibrium trap). Teori perangkap tingkat keseimbangan rendah menjelaskan bahwa pada tingkat pendapatan perkapita yang rendah, tingkat penanaman modal juga rendah dan juga menyebabkan pertumbuhan dalam pendapatan nasional lebih rendah daripada tingkat pertambahan penduduk. Dengan demikian jelaslah kepada kita bahwa “pentingnya dan strategisnya peranan investasi untuk menciptakan kesempatan kerja dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.” (Malayu S.P. Hasibuan,1987 : 132)
2.4 Teori Ekspor
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan nilai semua barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, ongkos pengapalan, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. (Bambang Triyoso, 1984).
Peranan ekspor dalam pembangunan ekonomi menurut ahli ekonomi klasik, terutama David Ricardo, mengemukakan pendapatnya bahwa perdagangan luar negeri melalui ekspor memberikan sumbangan yang pada akhirnya dapat mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. (Sadono Sukirno, 1985 : 224-225)
Ketika prosentase ekspor terhadap PDB semakin meningkat, maka harus dibuat strategi ekspor yang dapat memberikan peluang untuk lestarinya status komoditi ekspor sebagai market leader. Empat alternatif strategi ekspor lazim dikenal dengan Four Generic Internasional Strategies, yaitu : (H. Halwani dan P. Tjiptoherijanto, 1993 : 64-65).
Kebijaksanaan perdagangan internasional dibidang ekspor harus terus dilaksanakan oleh pemerintah. Kebijakan ini diartikan sebagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan davisa ekspor suatu negara.
2.5 Teori Ketenaga Kerjaan
Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau man power adalah mencakup penduduk yang sudah bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga golongan yang disebut terakhir, yakni pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Tenaga kerja terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labor force) terdiri atas golongan yang bekerja, yang menganggur, dan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari atas golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering disebut juga sebagai potensial labor force. (Simanjuntak,1985 : 3)
2.6 Kesimpulan Dari Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi merupakan turunan (derivative) dari kumulasi modal pertumbuhan penduduk, dan kemajuan teknologi. Faktor-faktor tersebut adalah: hutang luar negeri, Investasi, tenaga kerja dan ekspor.
Hutang luar negeri dianggap sebagai faktor penting pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi negara Indonesia yang memerlukan modal besar dalam melaksanakan pembangunan ekonomi. hal ini disebabkan karena dalam melaksanakan program pembangunan di negara–negara berkembang, biasanya negara tersebut menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dan tingkat penanaman modal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal. Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut, dengan bertambahnya penggunaan investasi maka akan menambah jumlah modal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka investasi juga dianggap faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Perdagangan Internasional juga dapat menjadi perangsang penting dalam perekonomian Indonesia. Perdagangan Internasional khususnya Ekspor, bagi banyak negara, khususnya Indonesia mempunyai peranan yang penting, yakni sebagai penggerak motor perekonomian. (Tulus Tambunan, 2001 : 2), jadi ekspor juga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar